Apakah Raspberry Pi Layak Dijadikan Web Server?

Jika kita berbicara tentang mini PC, khususnya dengan platform single board, tentunya kebanyakan dari kita akan merujuk pada Raspberry Pi. Memang visi awal diciptakannya mini PC ini adalah untuk tujuan edukasi dan menarik minat generasi muda dalam bidang komputasi. Selain itu juga agar para generasi muda bisa turut andil dalam mengembangkan keterampilan pemrograman dan ilmu komputer. 

 Raspberry Pi dirilis dengan lisensi Open-Source Hardware yang berarti rancangan perangkat kerasnya dirilis ke publik agar dapat bebas dipelajari, dimodifikasi, didistribusi, dirakit, dan dijual sesuai rancangan aslinya.  Karena dirilis dengan lisensi Open-Source Hardware, Raspberry Pi dengan seketika menjadi populer dan telah dipergunakan untuk berbagai keperluan, diantaranya untuk hardware yang menjalankan: media center, networked computer, dan aplikasi web server.

Namun, seiring berjalannya waktu. Raspberry Pi berkembang cukup baik ke arah lebih praktikal dengan berbagai improvement dari sisi hardware dan software. Kini raspberry Pi juga sudah mulai digunakan dalam bidang Industri. Meskipun mungkin durabilitas dan performanya belum bisa menandingi device PLC yang memang diciptakan untuk industri.

Pada artikel ini, kami akan mengulas tentang percobaan penggunaan Raspberry Pi untuk web server. Adapun sumber Rujukan yang kami gunakan adalah Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 11 Tahun 2014 yang disusun oleh Rahmad Dawood, Said Fairuz Qiana, dan Sayid Muchallil dari jurusan teknik elektro, Universitas Syiah Kuala.

Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa untuk halaman statis semua aplikasi web server yang diuji berhasil melayani 100 permintaan secara simultan tanpa kesalahan dan dengan reply time sangat layak karena kesemuanya mampu melayani dibawah 1 detik, tepatnya: 0,18 detik untuk Apache, 0,05 detik untuk Lighttpd, dan 0,09 detik untuk Nginx. 

sumber: www.linuxadictos.com

Sedangkan untuk halaman-halaman dinamis, yang dibangkitkan oleh PHP, ketiga aplikasi webserver juga berhasil melayani 100 permintaan secara simultan tanpa kesalahan. Khusus untuk Nginx dan Lighttpd reply time dalam melayani ke-100 permintaan ini bisa dikategorikan layak karena mendekati 1 detik, tepatnya: 1,25 detik untuk Nginx dan 1,43 detik untuk Lighttpd. Sedangkan untuk Apache membutuhkan waktu yang lebih lama dan melebihi 1 detik, tepatnya: 3,13 detik.

sumber: wikipedia

Hasil pada Penelitian ini menunjukkan bahwa Nginx dan Lighttpd layak untuk dijalankan pada Raspberry Pi baik untuk melayani halaman-halaman statis maupun halaman-halaman dinamis, walaupun reply time-nya sedikit melebihi 1 detik saat menangani halaman-halaman dinamis. Sedangkan untuk Apache di Raspberry Pi lebih layak dipakai untuk menyajikan halaman-halaman statis dan kurang layak untuk menyajikan halaman-halaman dinamis karena memberikan reply time yang relatif lama, tepatnya 3.13 detik.

Pada penelitian tersebut juga mengatakan bahwa pada Aplikasi Web server Lighttpd dan Apache tidak seoptimal pada Nginx.

sumber: www.justgiga.com

Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa Raspberry Pi layak dijadikan web server terutama untuk aplikasi-aplikasi web server berikut: Apache, Lighttpd, dan Nginx. Ketiga aplikasi web server ini dapat menangani 100 permintaan simultan, baik untuk halaman-halaman statis maupun halaman-halaman dinamis, dalam kurun waktu 1 detik. Tetapi diantara ketiga aplikasi web server ini, Nginx-lah yang memiliki kinerja terbaik di Raspberry Pi karena mampu menangani 5.300 permintaan simultan untuk halaman-halaman statis dan 3.000 permintaan simultan untuk halaman-halaman dinamis serta ke semua permintaan ini dapat dilayani dalam kurung waktu rata-rata mendekati 1 detik. Halaman-halaman dinamis dalam pengujian yang dilakukan dibangkitkan oleh aplikasi PHP. Tetapi PHP belum tentu aplikasi pembangkit halaman-halaman dinamis yang paling tepat untuk dijalankan pada Raspberry Pi sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk membandingkannya dengan aplikasi sejenis lainnya, seperti: Node.js, Ruby on Rail, Flask, dan Tomcat. Disamping itu Nginx juga dimungkinkan untuk di-clusterkan sehingga menarik untuk melihat peningkatan kinerja Nginx sejalan dengan jumlah Raspberry Pi dalam cluster tersebut.

Last, itulah pembahasan tentang kelayakan Raspberry Pi untuk Web Server. Semoga dapat menjadi inspirasi positif untuk para pembaca sekalian. untuk jurnal lengkapnya dapat dilihat disini.

Apabila Anda membutuhkan jasa pengerjaan project terkait Arduino IoT dan ingin memesan project bisa melakukan pemesanan dengan klik tombol dibawah ini:

Jika ada pertanyaan terkait pemesanan project bisa menghubungi – 081325645334 (Indobot Project)

 

Leave a Comment

whatsapp