Latency pada Perangkat IoT

Halo para pembaca sekalian, Selamat Hari Ini!

tahun 2021 akan segera berakhir, tinggal menghitung hari lagi kita akan memasuki tahun 2022. Semoga kita semua selalu diberi kesehatan.

Oke para pembaca sekalian, kali ini kita akan membahas tentang IoT, lebih spesifik lagi tentang masalah pengiriman data pada sistem IoT.

Di masa sekarang, IoT (Internet of Things) merupakan suatu hal yang nyata terjadi, bukan lagi hanya sekedar konsep belaka. Hal ini juga didorong oleh semakin banyaknya perangkat dan sensor yang saling terhubung dan berkomunikasi satu sama lain. 

Berdasarkan dari data yang ditulis Schneider Electric, semakin kesini arus lalu lintas digital berkembang sebanyak 25%. Tak hanya sampai disitu, di tahun 2018 saja setiap orang mentransmisikan 1 GB data setiap harinya, atau setara dengan lalu lintas digital sebesar 10,4 Zettabytes. Lalu, pada tahun 2021 ini? sudah tentu lebih besar~

Everything has a price, besarnya jumlah data yang saling terkoneksi menimbulkan permasalahan baru yaitu latency atau lambatnya komunikasi data melalui jaringan sesuatu yang tidak dapat ditolerir di tengah pertumbuhan bisnis yang semakin menakjubkan ini.

Tantangan dengan perangkat IoT adalah perangkat tersebut menggunakan baterai. Ini membuat perangkat IoT menjadi sangat portable. Tapi hal tersebut juga membawa sebuah tantangan. Untuk mempertahankan masa pakai baterai, perangkat IoT secara sistematis menyala dari mode sleep untuk mengambil data baru. Semakin lama perangkat dalam mode sleep, semakin sedikit daya yang dikonsumsi. Ini juga berarti bahwa ada lebih dikurangi juga proses pengambilan data. Ini berdampak pada kinerja perangkat, menyebabkan kinerjanya juga lebih lambat. Hal ini disebut Latency.

Latency adalah waktu yang dibutuhkan data dari asal sampai tujuan dengan diukur dalam satuan mili detik. Istilah mudahnya adalah delay/penundaan. Contohnya Anda saat ini di Nganjuk mengirim email dengan attachment foto kepada teman yang berdomisili di Yaoundé, Kamerun. Saat email dikirim, akan terjadi latency sepersekian milidetik sebelum email diterima.

Misalnya, kita perlu memonitoring kondisi real-time suatu sensor, dengan adanya latency ini tentu saja akan merepotkan. Adapun ada beberapa solusi jika Anda ingin memperbaiki latency, yaitu dengan mengikuti langkah- langkah yang ada di bawah ini:

  • Matikan unduhan apa pun, juga pastikan untuk memeriksa apa pun yang diunduh di latar belakang.
  • Tutup semua aplikasi atau tab browser yang tidak digunakan.
  • Periksa malware yang bisa saja menyebabkan bug di komputer yang juga akan menghabiskan sebagian besar bandwidth.
  • Gunakan kabel Ethernet untuk menghubungkan perangkat Anda ke router atau modem, jika memungkinkan.
  • Jika Anda tidak dapat menggunakan kabel Ethernet, Anda mungkin ingin membeli sistem Wi-Fi mesh, seperti Google Nest Wi-Fi.
  • Perbarui firmware router dan modem Anda karena firmware usang bahkan dapat menyebabkan kecepatan internet yang lambat.
  • Aktifkan fitur QoS router Anda dan setel untuk memprioritaskan perangkat atau aktivitas Anda.

Baca juga:

Last, itulah pembahasan tentang Penyebab IC Arduino Panas dan Cara Mengatasinya. semoga bisa menjadi referensi dan bermanfaat bagi para pembaca sekalian.  Apabila Anda membutuhkan jasa pengerjaan project terkait Arduino IoT dan ingin memesan project bisa melakukan pemesanan dengan klik tombol dibawah ini:

Jika ada pertanyaan terkait pemesanan project bisa menghubungi – 081325645334 (Indobot Project)

Leave a Comment

whatsapp